FILM INDO

Kiamat Sudah Dekat!
Saturday, 14 November 2009
SETELAHmengirim Godzilla untuk menghancurkan Kota New York dan membuat tsunami besar di The Day After Tomorrow,kini sutradara Roland Emmerich membuat dunia luluh lantak dan kiamat.


Emmerich memang sutradara spesialis film bencana atau disaster movie. Sepanjang kariernya, sutradara 54 tahun kelahiran Stuttgart, Jerman, ini sudah berhasil membuat para pencinta film ternganga kagum dengan hasil kerjanya ”mengoyak- ngoyak bumi” di Independence Day, Godzilla, The Day After Tomorrow,dan terakhir 10,000 BC. Ibarat kecanduan, Emmerich pun ingin menambah dosis kehancuran bumi berkali-kali lipat saat memutuskan membuat film bencana berikutnya.

Maka,muncullah ide untuk membuat versi modern dari kisah Nabi Nuh dan perahu raksasanya yang menerjang banjir besar. Tapi, Emmerich butuh hal lain lagi untuk membuat filmnya kali ini terasa menggetarkan bagi banyak orang. Getaran yang berbeda dari film-film yang pernah dibuatnya. Tapi apa? Kebetulan, Emmerich juga sedang melakukan riset untuk filmnya yang lain, The Book of Hours (bercerita tentang Gonzalo Guerrero, orang Spanyol pertama yang pergi ke Yucatan, Meksiko).

Saat itulah ia menemukan ramalan suku Maya yang menyatakan bahwa kalender dunia akan berhenti pada tanggal 21 Desember 2012. Penasaran, Emmerich pun mengecek di internet.Ternyata ramalan ini sudah banyak diperbincangkan orang. Bahkan, tak hanya diungkapkan oleh suku Maya, tapi juga oleh beberapa masyarakat kebudayaan lain, bahkan juga oleh ilmuwan. ”Akhirnya, saya memutuskan untuk menggunakan momen 2012 untuk menguatkan film saya. Orang-orang pasti akan lebih terkait secara nyata dan emosional,” ujar Emmerich.

Film 2012 pun menjadi film yang banyak dibicarakan dan ditunggu banyak orang.Thriller filmnya yang menggambarkan Gunung Himalaya tersapu ombak, ditutup dengan kalimat, ”Find out the truth”,membuat kata kunci ”2012” banyak dicari orang di situs Google.

Tentang kemanusiaan dan keluarga

Layaknya film Emmerich kebanyakan, 2012 juga menekankan unsur kemanusiaan dan ikatan keluarga. Ada dua plot yang diceritakan untuk mewakili dua tema ini. Tema kemanusiaan diwakili tokoh ilmuwan muda Adrian Helmsley (Chiwetel Ejiofor). Ia menemukan fakta bahwa matahari akan meledak dan inti bumi akan mencapai suhu yang paling panas.

Akibatnya, perlahan tapi pasti,di 2012 nanti,bumi akan retak,jalan-jalan akan terbelah, gempa dahsyat bakal mengguncang,dan puncaknya, tsunami raksasa akan meluluhlantakkan bumi. Pemerintah Amerika dan pemerintahan negara-negara besar di dunia memutuskan untuk merahasiakan bencana besar ini dari masyarakat. Namun, diam-diam mereka juga membangun sebuah kapal besar yang akan digunakan untuk menyelamatkan ”orangorang dengan ras unggul” dan sejumlah hewan.Tujuannya, untuk menyelamatkan peradaban manusia.

Namun, ternyata tiket menuju kapal tersebut diperjualbelikan. Harganya tak tanggung-tanggung, 1 miliar euro untuk satu tempat duduk! Jelas, hanya orang-orang superkaya, juga para politikus yang mengetahui bencana akan datang, yang bisa masuk ke kapal ini. Adrian pun menggugat kebijakan ini. Di sisi lain,ada penulis Jackson Curtis (John Cusack) yang hidupnya malang.Ia bercerai dan mantan istrinya sudah punya suami baru, dua anaknya ogah menghabiskan waktu bersamanya, dan buku karangannya tidak laku.

Sebagai penopang hidup, ia bekerja sebagai sopir mobil limousine milik pengusaha gaek dari Rusia yang punya pacar muda belia dan dua anak yang menyebalkan. Suatu hari, Jackson yang membawa dua anaknya berlibur bersama akhirnya mengetahui bahwa bencana 2012 akan segera datang. Jackson pun berusaha keras menyelamatkan keluarganya, termasuk Laura dan suaminya.Mereka pergi dengan mobil, menyewa helikopter, dan berusaha menyelinap masuk ke dalam kapal raksasa buatan pemerintah.

Ala Hollywood

Meski film ini disebut-sebut sebagai film yang menguatkan ramalan dari suku Maya, toh Emmerich dan penulis skenario Harald Kloser tak banyak menyentuh ramalan ini. Suku Maya hanya disinggung sekilas. Emmerich dan Kloser lebih asyik membahas bencana ini dari sisi ilmiah, layaknya yang dilakukan di The Day After Tomorrow.

Jika dibandingkan dengan Knowing (diperankan Nicholas Cage),misalnya,penjelasan bencana di 2012 masih kalah ”cerdas” dan thrillingdari Knowing. Sebagai gantinya, Emmerich sibuk dengan penataan efek visual. Ia bersama visual effects supervisors Volker Engel yang juga menangani visual untuk Godzilla dan Independence Day berhasil meluluhlantakkan landmark dunia, seperti Menara Eiffel, Gedung Putih,Patung Yesus di Brasil,Gereja Vatikan,Kapal Induk USS Interprise, sampai Air Force One. Hasilnya,memang mengagumkan.

Emmerich juga membawa pemandangan menakjubkan saat jalan-jalan aspal terbelah merekah dan menelan puluhan rumah dan mobil, air bah yang mengejarngejar Jackson dan keluarga,serta letusan gunung api yang memancarkan lava panas. Saking bersemangatnya Emmerich membuat pemandangan menakjubkan ini, sampai-sampai Jackson pun dibuat seolah-olah pahlawan yang tak tersentuh maut, mirip dengan Sylvester Stallone saat jadi Rambo. Emmerich memang menyiapkan setting yang sempurna untuk menciptakan efek kehancuran bumi.

Ia sampai membuat semacam panggung raksasa yang bisa menampung mobil-mobil, pohon, dan segenap pemandangan kota untuk membuat adegan gempa hebat dan rekahan jalan.Ia juga menciptakan blue screen besar selebar 1.800 meter dan setinggi 12 meter untuk menciptakan kesan sempurna saat bencana gempa dan banjir datang. Selebihnya, semua yang penonton saksikan di film adalah hasil rekayasa CGI komputer.

Intinya, 2012 sebenarnya tak lebih dari film bencana biasa. Jika ada yang hebat, tentunya efek visual yang menjadi ”pemeran utama” paling bersinar di film ini. (herita endriana)
Share on Google Plus

About Angga Riana

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment